Fenomena Seks Bebas di Kalangan Remaja
Pendidikan seks di kalangan remaja tampaknya belum terlihat realisasi
nya, terbukti dengan banyaknya kasus tentang kehamilan di luar nikah
atau penyakit menular seperti HIV/AIDS dan sebagainya. Memang tidak
semua remaja harus diberi pengarahan tentang hal ini karena mereka
seharusnya sudah dapat berpikir secara matang tentang nilai-nilai atau
norma-norma yang berlaku di masyarakatnya. Namun, sebagaimana yang kita
ketahui bersama, bahwa remaja cenderung labil dalam emosi dan
pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki mereka masih belum bisa
membuat remaja itu menentukan tindakannya secara benar. Hal inilah yang
menyebabkan seks bebas di kalangan remaja semakin memburuk. Tentu masih
banyak penyebab-penyebab remaja cenderung melakukan seks bebas.Dewasa ini,
permasalahan remaja kita merupakan persoalan yang sangat serius. Jika
permasalahan remaja yang ada di negeri ini tidak dikurangi dan
diselesaikan dengan cepat maka dapat menyebabkan hancurnya tatanan
bangsa di masa depan. Beberapa faktor yang mendorong anak remaja usia
sekolah SMP dan SMA melakukan hubungan seks di luar nikah diantaranya
adalah pengaruh liberalisme atau pergaulan hidup bebas, faktor
lingkungan dan faktor keluarga yang mendukung ke arah perilaku tersebut
serta pengaruh dari media massa. Seks bebas adalah perilaku seks di luar
hubungan pernikahan. Menurut Sigmund Freud, seks adalah naluri dasar
yang sudah ada sejak manusia lahir. Sejak lahir, manusia sudah menjadi
mahluk yang seksual atau memiliki libido (enerji seksual) yang mengalami
perkembangan melalui fase yaitu: oral, anal, falik dan genital.
Bicara soal remaja tidak akan pernah lepas dari percintaan remaja. Tentu semua remaja telah mengalaminya .Hampir seluruh remaja di Dunia termasuk Indonesia mempunyai suatu budaya untuk mengekspresikan percintaan remaja itu sendiri yang biasa kita sebut sebagai “Pacaran”.
Pacaran, bukan hal yang lazim lagi di kalangan remaja saat ini. Mulai dari berbagai jenjang pendidikan mereka. Mulai dari Anak-anak kuliah sampai SMP (bahkan anak SD pun mulai mencoba-coba). Mulai dari tingkatan remaja awal sampai remaja akhir, rata-rata mereka sudah mempunyai ‘pacar’. Macam-macam pula remaja mengekspresikan rasa cintanya pada sang ‘pacar; dengan berbagai cara. Mulai dari yang biasa sampai yang tidak bisa diterima secara moral karena perbuatan mereka telah melanggar ketentuan norma yang ada. Salah satu cara yang merupakan cara yang paling tidak diterima di kalangan masyarakat adalah seks bebas.
Seks bebas merupakan cara mengekspresikan cinta yang paling melanggar norma-norma masyarakat. Seks bebas juga merupakan suatu hal yang “Anehnya” mulai dianggap hal yang biasa bagi beberapa remaja di Indonesia. Mengapa? Hal ini tidak terlepas dari media-media massa/elektronik, westernisasi (kebarat-baratan) atau pun salah pergaulan. Mereka yang kurang pendidikan agamanya atau mereka yang kurang terdidik moral nya dan lebih sering melihat atau menonton acara-acara yang dianggap menjadi dasar dari perbuatannya, seperti sinetron atau film, tentu saja hal ini akan membentuk perilaku remaja yang cenderung tersesat dalam pergaulan nya atau lebih bisa lebih buruk lagi.
Pendidikan seks di kalangan remaja tampaknya belum terlihat realisasi
nya, terbukti dengan banyaknya kasus tentang kehamilan di luar nikah
atau penyakit menular seperti HIV/AIDS dan sebagainya. Memang tidak
semua remaja harus diberi pengarahan tentang hal ini karena mereka
seharusnya sudah dapat berpikir secara matang tentang nilai-nilai atau
norma-norma yang berlaku di masyarakatnya. Namun, sebagaimana yang kita
ketahui bersama, bahwa remaja cenderung labil dalam emosi dan
pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki mereka masih belum bisa
membuat remaja itu menentukan tindakannya secara benar. Hal inilah yang
menyebabkan seks bebas di kalangan remaja semakin memburuk. Tentu masih
banyak penyebab-penyebab remaja cenderung melakukan seks bebas.Dewasa ini,
permasalahan remaja kita merupakan persoalan yang sangat serius. Jika
permasalahan remaja yang ada di negeri ini tidak dikurangi dan
diselesaikan dengan cepat maka dapat menyebabkan hancurnya tatanan
bangsa di masa depan. Beberapa faktor yang mendorong anak remaja usia
sekolah SMP dan SMA melakukan hubungan seks di luar nikah diantaranya
adalah pengaruh liberalisme atau pergaulan hidup bebas, faktor
lingkungan dan faktor keluarga yang mendukung ke arah perilaku tersebut
serta pengaruh dari media massa. Seks bebas adalah perilaku seks di luar
hubungan pernikahan. Menurut Sigmund Freud, seks adalah naluri dasar
yang sudah ada sejak manusia lahir. Sejak lahir, manusia sudah menjadi
mahluk yang seksual atau memiliki libido (enerji seksual) yang mengalami
perkembangan melalui fase yaitu: oral, anal, falik dan genital.
Masa
remaja merupakan masa seseorang dalam kondisi pubertas aktif yang mana
segala sesuatu baginya ingin diketahuinya, oleh karena itu pada masa
remaja seorang anak perlu sekali mendapat bimbingan moral maupun
spiritual. Sebagai makhluk yang mempunyai sifat egoisme yang tinggi maka
remaja mempunyai pribadi yang sangat mudah terpengaruh oleh i. Pada
masa ini mereka sangat rentan dalam hal yang dapat mempengaruhi perilaku
baik ataupun buruk. Contoh perilaku buruk yang dapat menghinggapi jiwa
seorang remaja adalah keinginan untuk mencoba merasakan minuman keras,
narkoba, bahkan berhubungan seks.
Salah
satu faktor terbesar yang mengakibatkan remaja kita terjerumus ke dalam
prilaku seks bebas adalah kurangnya kasih sayang dan perhatian dari
orang tuanya selain itu peranan agama dan keluarga sangat penting untuk
mengantisipasi perilaku remaja tersebut. Untuk itu, diperlukan adanya
keterbukaan antara orang tua dan anak dengan melakukan komunikasi yang
efektif. Mungkin seperti menjadi tempat curhat bagi anak-anak anda,
mendukung hobi yang diinginkan selama kegiatan tersebut positif untuk
dia, misalnya kegiatan olahraga, selain menjaga kesehatan tubuh,
kesibukan di luar sekolah seperti olahraga dapat membuat perhatian
mereka tertuju ke arah kegiatan tersebut. Sehingga, memperkecil
kemungkinan bagi mereka untuk melakukan penyimpangan prilaku.
Perlu
dikembangkan model pembinaan remaja yang berhubungan dengan kesehatan
produksi. Perlu adanya wadah untuk menampung permasalahan reproduksi
remaja yang sesuai dengan kebutuhan. Informasi yang terarah baik secara
formal maupun informal yang meliputi pendidikan seks, penyakit menular
seksual, KB dan kegiatan lain juga dapat membantu menekan angka kejadian
perilaku seks bebas di kalangan remaja. Perlu adanya sikap tegas dari
pemerintah dalam mengambil tindakan terhadap pelaku seks bebas. Dengan
memberikan hukuman yang sesuai bagi pelaku seks bebas, diharapkan mereka
tidak mengulangi perbuatan tersebut.
Beberapa cara yang dapat dilakukan baik pihak sekolah, lingkungan, keluarga, juga remaja itu sendiri untuk sebagai ‘pencegahan dini’ dari pergaulan bebas remaja :
Perlunya kerja sama antara orang tua dengan pihak sekolah mengenai pendidikan moral anak mereka. Hal ini tentunya akan membuat pihak sekolah lebih ketat dalam urusan moral para siswa nya.
Keaktifan dari para guru BP/BK/P2S untuk mencegah dan mengajarkan moral dan etika kepada para siswa nya dan memberi peringatan yang keras kepada mereka agar tidak mengulangi nya lagi.
Perlu adanya kedekatan para orangtua dengan anak-anak mereka sehingga terjalin suatu hubungan yang baik di mana anak-anak mereka dapat menuruti nasihat serta perintah dan jujur dengan orangtua mereka sendiri.
Perlunya pengawasan atas media yang di tonton oleh para orangtua terhadap anak mereka. Hal ini sangat penting karena media saat ini merupakan acuan para remaja (anak-anak mereka) dalam mencari trend.
Untuk para remaja, kalian harus lebih selektif dalam mencari kelompok bermain yang baik. Bukan berarti hal ini akan membuat pergaulan kalian menjadi kaku, namun hal ini dapat membuat kalian jauh dari pergaulan yang salah. Ekspresi kan kecintaan kalian dengan sang ‘pacar’ dalam hal yang positif. Bisa dalam bentuk inspirasi dalam membuat novel atau cerpen dan lagu. Hal ini akan membuat kalian lebih produktif dan itu tentu bermanfaat bagi kekreatifan kalian.