Bahaya Narkoba
Terhadap sistem Regulasi
Salam Sobat , Postingan saya kali ini akan menjelaskan tentang
bahaya Narkoba terhadap sistem Regulasi dan akan menjelaskan Apa itu yang di
maksud dengan Narkoba dan Sistem Regulasi, nah di sini saya akan menjelaskan
tentang Narkoba terlebih dahulu
Pengertian Narkoba
Pengertian narkoba menurut pakar kesehatan adalah
psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau
obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan
akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.
Narkoba
yang merupakan kependekan narkotika, psikotropika, dan bahan zat adiktif
lainnya. Menurut undang-undang No. 22/1997, Narkotika adalah zat atau
obat-obatan yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun
sistematis, yang dapat menurunkan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Menurut undang-undang No. 5/1977, psikotropika adalah zat atau
obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkoba yang berkhasiat psikoatif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan prilaku.
Narkoba adalah singkatan
dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah
lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan
dari Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif. Klo di jelasin panjang lebar enggak ada
habisnya sobat, Oiya masih ada lagi nih jenis-jenis Narkobanya.
Jenis-jenis Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu
Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenis
narkoba adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
· Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya.
Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu
pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
· Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya
adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :
petidin, benzetidin, dan betametadol.
· Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya
adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :
kodein dan turunannya.
2.
Psikotropika
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan
perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah :
· Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat
kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti
khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
· Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif
kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin,
metamfetamin, dan metakualon.
· Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi
sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal,
buprenorsina, dan fleenitrazepam.
· Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya
adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :
nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.
3. Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan
psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya
adalah :
· Rokok
· Kelompok alkohol dan minuman lain yang
memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
· Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu,
penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat
memabukkan. Demikianlah sobat jenis-jenis narkoba, untuk
selanjutnya Pengertian system Regulasi
SISTEM
REGULASI PADA MANUSIA
Tubuh
manusia mempunyai banyak sistem organ tubuh. Sistem tersebut masing-masing
melaksanakan fungsi faal tertentu. Agar dapat melaksanakan fungsinya dan tidak
terjadi benturan, maka di dalam tubuh itu dilengkapi dengan sistem pengatur yang
dikenal dengan sistem regulasi. Sistem regulasi pada manusia dilakukan oleh
sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem indra. Ketiganya bertugas mengatur
keserasian kerja organ tubuh. Sistem saraf menanggapin adanya perubahan
lingkungan yang merangsangnya. Sistem hormon mengatur pertumbuhan, keseimbangan
internal, reproduksi, serta tingkah laku. Alat indra merupakan penerima
rangsang dari luar tubuh.
A. SISTEM SARAF
Sistem
saraf merupakan sistem koordinasi/sistem kontrol yang bertugas menerima rangsangan
ke semua bagian tubuh sekaligus memberikan tanggapan terhadap rangsangan
tersebut (jaringan komunikasi dalam tubuh). Sel-selnya dibedakan menjadi dua,
yaitu sel-sel saraf (neuron) dan neuroglia (memberi nutrisi dan bahan untuk
hidupnya neuron).
1. Sel Saraf (neuron)
Merupakan
unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Tersusun atas badan sel
saraf, dendrit, dan neurit (akson).
1. Badan sel,
mengandung nucleus dan nucleolus yang dikelilingi oleh sitoplasma.
2. Dendrit, merupakan
serabut saraf pendek yang bercabang-cabang keluar dari badan sel. Berfungsi
menerima impuls (rangsangan) yang datang dari neuron lain untuk dibawa menujun
badan sel saraf.
3. Neurit (akson),
merupakan serabut saraf panjang dan umumnya impuls dari badan sel saraf ke
kelenjar-kelenjar dan serabut-serabut ke otot. Kebanyakan diselubungi selubung
myelin yang berfungsi melindungi, memberi nutrisi, dan mempercepat jalannya
impuls.
Bersadarkan fungsinya neuron dibedakan
menjadi empat
1. Neuron sensorik,
berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf.
Dendritnya berhubungan dengan reseptor dan neuritnya berhubungan dengan neuron
lain.
2. Neuron motorik,
berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
Dendritnya menerima impuls dari akson neuron lain dan neuritnya berhubungan
dengan efektor.
3. Neuron konektor,
berfungsi menghubungkan neuron satu dengan neuron yang lain.
4. Neuron adjustor,
berfungsi menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik pada pusat saraf
(otak dan sumsum tulang belakang).
2. Sistem saraf
a. Sistem saraf pusat
1. Otak
Otak besar (cerebrum) terdiri
atas lobus ocifitalis (bagian belakang) sebagai pusat penglihatan, lobus
parietalis (bagian tengah) sebagai pusat pengendalian kerja kulit, lobus
temporalis (bagian sampaing) sebagai pusat pendengaran, dan lobus frontalis
(bagian depan) sebagai pusat pengendalian kerja otot.
Sebagai
pengendali dan pengatur kerja organ tubuh, cerebrum dibedakan atas:
1. Area sensorik,
sebagai penerima rangsang dari reseptor.
2. Area motorik,
merespon rangsang yang sampai di otak dan efektor.
1. Area asosiasi,
sebagai penghubung area sensorik dengan area motorik, sebagai pusat berfikir,
membuat keputusan, serta menyimpan ingatan dan kesimpulan..
Otak kecil (cerebellum) sebagai
pusat keseimbangan, koordinasi gerakan otot secara sadar dan posisi tubuh.
Kerusakan cerebellum akan menyebabkan gerak otot tidak terkoordinasi.
Otak kecil dibagi
tiga daerah yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
A. Otak depan meliputi:
1. 1. Hipotalamus,
merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, keseimbangan cairan tubuh, haus,
tingkah laku, kegiatan reproduksi, meregulasi pituitari.
2. 2. Talamus, merupakan
pusat pengatur sensori, menerima semua rangsan yang berasal dari sensorik
cerebrum.
3. 3. Kelenjar pituitary,
sebagai sekresi hormon.
1. B. Otak Tengah dengan
bagian atas merupakan lobus optikus yang merupakan pusat refleks mata.
2. C. Otak Belakang,
terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan medulla oblongata. Medula
oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah, mengatur
pernafasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk, dan bersin.
3. 1. Sumsum tulang belakang
Sumsum
tulang belakang merupakan lanjutan dari medulla oblongata ke bawah sampai ruas
kedua tulang pinggang. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk menghubungkan
impuls dari dank e otak, memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks.
Bagian-bagian
sumsum tulang belakang:
a) Lapisan luar berwarna
putih dan mengandung akson.
b) Lapisan dalam berwarna
kelabu dan mengandung badan sel saraf.
c) Bagian dalam terdapat
bagian yang berbentuk kupu-kupu yang disebut akar dorsal (mengandung sensorik,
dendritnya berhubungan dengan reseptor), dan akar ventral (mengandung neuron
motorik, aksonnya menuju efektor).
Pelindung pusat susunan saraf otak
dan sumsum tulang belakang) disebut meninges, yang
meliputipiameter,
arakhnoid, dan durameter.
a) Piameter,
merupakan selaput paling dalam yang menyelubungi permukaan otak dan sumsum
tulang belakang, banyak mengandung pembuluh darah, berperan memberi oksigen dan
zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme.
b) Arakhnoid, berupa
jaringan yang lembut, terletak diantara piameter dan durameter.
c) Durameter,
merupakan lapisan terluar yang padat dank eras serta menyatu dengan tengkorak.
Pada
sistem saraf pusat terdapat cairan yang cerebrospinal, terletak pada ventrikel
otak dan sentralis berfungsi untuk suplai nutrisi sel-sel otak dan medulla
spinalis.
b. Sistem saraf tepi
1).12
pasang serabut otak 12 pasang saraf cranial) yang keluar dari beberapa bagian
otak menuju alat indera, kelenjar, dan otot.
Berdasarkan
karakteristiknya, saraf cranial dikelompokkan menjadi tiga.
a)
Saraf cranial sensorik, terdiri atas saraf nomor I, II, dan IV.
b)
Saraf cranial motorik, terdiri atas saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII
c)
Saraf cranial sensorik dan motorik, terdiri atas saraf nomor V, VII, IX, dan X.
2). 31
pasang serabut saraf sumsum tulang belakang (31 pasang saraf spinal)
merupakan gabungan dari saraf sensorik dan motorik yang keluar melalui akar
ventral. Berdasarkan asalnya, dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf
punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf
ekor.
c. Sistem saraf tak sadar (otonom)
1. Saraf simpatik
Saraf
simpatik berpangkal pada medulla spinalis daerah leher dan pinggang, disebut
saraf torakolumbar, berfungsi untuk mengaktifkan organ agar bekerja secara
otomatis. Serabut ini menuju ke otot polos, alat peredaran darah, pencernaan
makanan, dan pernafasan.
2. Saraf parasimpatik
Saraf
para simpatik berpangkal pada kedua oblongata dan daerah sacrum, bekerja
berlawanan dengan saraf simpatik.
3.Mekanisme Kerja Saraf
Neuron
mampu menerima dan merespon terhadap rangsang. Rangsang dari dendrit ke badan
sel saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrite akson yang lain. Bila sampai
di ujung akson, maka ujung akson akan mengeluarkan neurohumor yang
memacu dendrit yang berhubungan dengan akson tadi.
Berikut
ini neurohumor yang dikenal:
1. i. Asetilkolin, merupakan
zat pemacu hubungan antara neuron dengan neuron, neuron dengan otot lurik, dan
neuron dengan otot polos.
2. ii. Adrenalin (epinefrin), memacu
hubungan antara neuron dengan otot jantung, neuron dengan otot polos bronkus.
Epinefrin bersifat inhibitor, namun zat ini dapat dihilangkan oleh enzim
kolinesterase pada sinspsis.
Penghantaran Inpuls
Rangsangan
yang diterima oleh neuron sensorik akan dihantarkan melalui sel saraf dan
sinapsis.
a.
Penghantaran lewat sel saraf
Sel
saraf bila dalam keadaan istirahat, muatan listrik di luar sel saraf positif
(+), sedangkan muatan listrik di dalam membran (-). Keadaan ini disebut
polarisasi.
b.
Penghantaran lewat Sinapsis
1). Bila
impuls sampai di tombol sinapsis, akan mengakibatkan peningkatan
permiabelitas membran prasinapsis terhadap ion Ca.
2).
Gelembung sinapsis melebur dengan membran prasinapsis sambil mengeluarkan
neurotransmiter ke celah sinapsis.
3).
Neurotransmiter membawa impuls ke membran postsinapsis. Setelah itu neurotransmitter
dihidrolisis oleh enzim asetil kolinesterase menjadi setil dan asam stanont.
Zat ini disimpan dalam gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.
4. Gerak Tubuh
a. Gerak Biasa
Yaitu
gerak yang disadari, misalnya menulis, berjalan, dan makan. Gerak biasa
impulsnya melalui otak.
Jalannya
rangsang : reseptor → neuron sensorik → otak → neuron motorik → efektor.
b. Gerak Refleks
Pada
gerak refleks, rangsangan tidak diolah di otak. Jalan terpendek yang dilalui
gerak ini disebutlengkung
refleks.
Jalannya
rangsang : reseptor → neuron sensorik → sumsum tulang belakang → neuron motorik
→ efektor.
Nah Sekarang sobat sudah
faham kan tentang kedua istilah tersebut, selanjutnya kita akan membahas
tentang bahaya Narkoba terhadap sistem Regulasi..
Bahaya Narkoba terhadap Sistem Regulasi
A. Alkohol, menyebabkan kecanduan
fisiologik, pandangan kabur, kendali otot garak hilang, denyut jantung melemah,
dan frekuensi respirasi lambat.
B. Narkotika, menyebabkan adiksi
fisiologik.
C. Valium, menimbulkan rasa tenang, santai dan
tidak ada beban.
D. Amfetamin, obat
perangsang yang menyebabkan orang tetap terjaga, bisa menimbulkan kelelahan
yang berlebihan sehingga kesehatannya mengalami kemunduran, dan menimbulkan
adiksi fisiologik.
Jika pun ada gejala, Hepatitis C biasanya hanya menunjukkan gejala seperti flu, yaitu:
kerusakan hati muncul atau melalui tes medis rutin. Jika pun ada gejala, Hepatitis C biasanya hanya menunjukkan gejala seperti flu, yaitu:
1. Epilepsi petit mal adalah epilepsi yang menyebabkan gangguan kesadaran secara tiba-tiba, di mana seseorang menjadi seperti bengong tidak sadar tanpa reaksi apa-apa, dan setelah beberapa saat bisa kembali normal melakukan aktivitas semula.
2. Epilepsi grand mal adalah epilepsi yang terjadi secara mendadak, di mana penderitanya hilang kesadaran lalu kejang-kejang dengan napas berbunyi ngorok dan mengeluarkan buih/busa dari mulut.
Jika pun ada gejala, Hepatitis C biasanya hanya menunjukkan gejala seperti flu, yaitu:
kerusakan hati muncul atau melalui tes medis rutin. Jika pun ada gejala, Hepatitis C biasanya hanya menunjukkan gejala seperti flu, yaitu:
1. Epilepsi petit mal adalah epilepsi yang menyebabkan gangguan kesadaran secara tiba-tiba, di mana seseorang menjadi seperti bengong tidak sadar tanpa reaksi apa-apa, dan setelah beberapa saat bisa kembali normal melakukan aktivitas semula.
2. Epilepsi grand mal adalah epilepsi yang terjadi secara mendadak, di mana penderitanya hilang kesadaran lalu kejang-kejang dengan napas berbunyi ngorok dan mengeluarkan buih/busa dari mulut.
Hepatitis merupakan peradangan pada hati yang
biasanya disebabkan oleh virus. Penyakit Hepatitis yang umum terjadi di
Indonesia adalah penyakit Hepatitis A, Hepatitis B, dan Hepatitis
C. Semua penyakit Hepatitis tersebut sama-sama disebabkan oleh virus, hanya
media penularannya saja yang berbeda. Setelah sebelumnya kita membahas
penyakit Hepatitis B dan cara pengobatannya, sekarang kita
ketahui lebih dalam tentang penyakit Hepatitis C dan cara
mengobatinya. Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C
(HCV), Virus hepatitis C adalah virus yang secara genetik amat variatif dan
memiliki angka mutasi tinggi, sehingga memungkinkan generasi virus yang
beraneka ragam. Akibatnya belum ada vaksin yang berhasil dibuat untuk mencegah
infeksi virus hepatitis C.
Sama dengan Hepatitis B, Virus Hepatitis C ditularkan
lewat darah yang jalan utama infeksinya berasal dari transfusi darah atau
produk darah yang belum diskrining (pemeriksaan), saling tukar jarum suntik
oleh pengguna narkoba suntik (injecting drug user/IDU) serta jarum atau alat
tato dan tindik yang tidak steril.
Gejala Hepatitis C
Infeksi virus Hepatitis C juga disebut sebagai infeksi
terselubung (silent infection) karena pada infeksi dini seringkali tidak
bergejala atau tidak ada gejala yang khas sehingga seringkali terlewatkan.
Kebanyakan orang tidak tahu mereka terinfeksi Hepatitis C sampai kerusakan hati
muncul atau melalui tes medis rutin.
1. Kelelahan
2. Demam
3. Mual atau nafsu makan yang buruk
4. Otot dan nyeri sendi
5. Nyeri di daerah hati.
Hepatitis C
H. Epilepsi, disebabkan
kerusakkan otak pada saat lahir, infeksi, racun, luka pada kepala, atau tumor
pada otak. Hepatitis merupakan peradangan pada hati yang
biasanya disebabkan oleh virus. Penyakit Hepatitis yang umum terjadi di
Indonesia adalah penyakit Hepatitis A, Hepatitis B, danHepatitis C.
Semua penyakit Hepatitis tersebut sama-sama disebabkan oleh virus, hanya media penularannya
saja yang berbeda. Setelah sebelumnya kita membahas penyakitHepatitis B dan cara pengobatannya, sekarang kita
ketahui lebih dalam tentang penyakitHepatitis C dan cara mengobatinya. Hepatitis
C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV), Virus hepatitis C adalah
virus yang secara genetik amat variatif dan memiliki angka mutasi tinggi,
sehingga memungkinkan generasi virus yang beraneka ragam. Akibatnya belum ada
vaksin yang berhasil dibuat untuk mencegah infeksi virus hepatitis C.
Sama dengan Hepatitis B, Virus Hepatitis C ditularkan
lewat darah yang jalan utama infeksinya berasal dari transfusi darah atau
produk darah yang belum diskrining (pemeriksaan), saling tukar jarum suntik
oleh pengguna narkoba suntik (injecting drug user/IDU) serta jarum atau alat
tato dan tindik yang tidak steril.
Gejala Hepatitis C
Infeksi virus Hepatitis C juga disebut sebagai infeksi
terselubung (silent infection) karena pada infeksi dini seringkali tidak
bergejala atau tidak ada gejala yang khas sehingga seringkali terlewatkan.
Kebanyakan orang tidak tahu mereka terinfeksi Hepatitis C sampai
1. Kelelahan
2. Demam
3. Mual atau nafsu makan yang buruk
4. Otot dan nyeri sendi
5. Nyeri di daerah hati.
h. Epilepsi,
disebabkan kerusakkan otak pada saat lahir,
infeksi, racun, luka pada kepala, atau tumor pada otak.
Epilepsi
adalah suatu gangguan pada sistem syaraf otak manusia karena terjadinya
aktivitas yang berlebihan dari sekelompok sel neuron pada otak sehingga
menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh manusia mulai dari bengong sesaat, kesemutan,
gangguan kesadaran, kejang-kejang dan atau kontraksi otot. Epilepsi atau yang
sering kita sebut ayan atau sawan tidak disebabkan atau dipicu oleh bakteri
atau virus dan gejala epilepsi dapat diredam dengan bantuan orang-orang yang
ada disekitar penderita.
Penyakit epilepsi merupakan penyakit yang
dapat terjadi pada siapa pun walaupun dari garis keturunan tidak ada yang
pernah mengalami epilepsi. Epilepsi tidak bisa menular ke orang lain karena
hanya merupakan gangguan otak yang tidak dipicu oleh suatu kuman virus dan
bakteri. Dengan pengobatan secara medis baik dokter maupun rumahsakit bisa
membantu penderita epilepsi untuk mengurangi serangan epilepsi maupun
menyembuhkan secara penuh epilepsi yang diderita seseorang.
Jenis-Jenis / Macam-Maca Tipe Penyakit
Epilepsi :
A. Epilepsi Umum
1. Epilepsi myoklonik Juvenil adalah epilepsi
yang mengakibatkan terjadinya kontraksi singkat pada satu atau beberapa otot
mulai dari yang ringan tidak terlihat sampai yang menyentak hebat seperti jatuh
tiba-tiba, melemparkan benda yang dipegang tiba-tiba, dan lain sebagainya.
B. Epilepsi Parsial (Sebagian)
1. Epilepsi Parsial Sederhana
Epilepsi parsial sederhana adalah epilepsi
yang tidak disertai hilang kesadaran dengan gejala kejang-kejang, rasa
kesemutan atau rasa kebal di suatu tempat yang berlangsung dalam hitungan menit
atau jam.
2. Epilepsi Parsial Kompleks
Epilepsi parsial komplek adalah epilepsi yang
disertai gangguan kesadaran yang dimulai dengan gejala parsialis sederhana
namun ditambah dengan halusinasi, terganggunya daya ingat, seperti bermimpi,
kosong pikiran, dan lain sebagainya. Epilepsi jenis ini bisa menyebabkan
penderita melamun, lari tanpa tujuan, berkata-kata sesuatu yang diulang-ulang,
dan lain sebagainya (otomatisme).
Pertolongan Pada Penderita Epilepsi :
Apa yang harus anda lakukan apabila di sekitar
anda ada orang yang mengalami epilepsi yang disertai hilangnya kesadaran?
1. Segera amankan penderita dengan mengamankan
dari benda-benda berbahaya, mengamankan dari benturan (terutama bagian kepala),
dan lain sebagainya.
2. Rebahkan dengan kepala miring ke samping
agar lidah penderita tidak menutupi jalan pernapasan dan longgarkan baju yang
terlalu ketat agar penderita mudah bergerak dan bernapas.
3. Biarkan penderita bergerak semaunya dan
jangan meletekkan apa-apa pada mulut penderita. Gigi penderita epilepsi bisa
patah jika pada mulut penderita dimasukkan benda-benda keras serta bisa
menutupi jalan pernapasannya.
4. Biarkan penderita istirahat karena setelah
kejadian penderita akan bingung dan lelah. Laporkan kepada orang-orang di
sekitar atau yang berwenang agar dilanjutkan dengan menghubungi
keluarga/kerabat atau dokter. Jika penderita cidera atau terjadi serangan
susulan terus menerus segera bawa ke dokter, puskesmas, klinik atau rumah sakit
terdekat.
I. Neuritis, iritasi pada neuron yang disebabkan
oleh infeksi, kekurangan vitamin, keracunan, maupun karena obat-obatan.
J. Alzheimer, berkurangnya kemampuan dalam
mengingat.
K. Sedatif,
yaitu golongan obat yang dapat mengakibatkan menurunya aktivitas noral otak.
Contohnya valium
L. Stimulans,
yaitu golongan obat yang dapat mempercepat kerja Otak, contohnya kokain.
M. Halusinogen
yaitu golongan obat yang mengakibatkan timbulnya penghayalan pada si pemakai,
contohnya: ganja, ekstasi dan sabu-sabu,
N. Painkiller,
yaitu golongan obat yang menekan bagian otak yang bertanggung jawab sebagai
rasa sakit, contoh: morfin dan heroin
Demikianlah yang dapat saya sampaikan , melalu post ini saya harap remaja Indonesia mampu mengambil sikap positifnya saja . Dan jauhi Narkoba kelak kau akan tau kenikmatanya...!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar